Jumat, 25 Juni 2010

Cerpen Kimia: Catatan Harian Natrium (5)

Oktober 2009

Malam hampir larut, suara koor Jengkrik memecah kesunyian. Di kejauhan burung malam meneriakkan kebebasan. Aku semakin gelisah….gelisah yang tiada pernah kurasakan sebelumnya. Semakin lama berbaring rasanya tubuhku semakin sakit, bagaimana mungkin tiba-tiba kurasakan tempa tidur ini banyak durinya. Aku semakin tak tahan akhirnya akupun bangkit dan membuka jendela kamar. Udara malam cepat menerobos menusuk-nusuk tulangku. Diluar daun-daun berbisik diterpa angin dan kulihat bulan malu-malu untuk menmpakkan rupanya. Aku terpaku di depan jendela. Dikejauhan samar-samar kudengar suara

“Aku mencintainya Kal, sangat mencintainya, meskipun dia suami kakak kamu. Apalagi setelah aku tahu warnaku merah bata pas di uji nyala, rasanya Khlor semakin sayang sama aku”

Aku penasaran kenapa Khlor suamiku disebut-sebut, lalu akupun keluar dan berusaha mencari tahu dari mana asal suara tadi. Dan disana di rumah nomor 20 blok IIA di gang 4 tepatnya di depan rumah Kalsium, aku melihat Kalsium dan Kalium sedang asyik duduk berdua . Kemudian terdengar Kalium berbicara

“Kamu sadar gak apa yang kamu katakan? Kamu itu sudah bersuami.Aku ngerti, aku juga dulu waktu masih jadi selingkuhannya merasa seperti itu, tapi sekarang aku sadar cinta Khlor itu hanyalah untuk Natrium kakakku,bukan untukku, kau, Barium, Stronsium ataupun unsur lainnya. Sekarang HCl sudah besar apa kau masih mau jadi selingkuhnya, gila kamu….bagaimana kalau kakakku tahu kalau suaminya masih selingkuh, atau suamimu tahu kalau kau masih selingkuh dengan Khlor.kasihan sekali mereka”

Airmataku tak terasa jatuh perlahan-lahan dan aku tak kuasa untuk mendengarkannya lebih lanjut, aku langsung saja berbalik kekamarku dan disana diambang pintu kamar minyak tanahku HCl mematung memandangku. Dia mengerti apa yang aku rasakan lalu iapun memelukku, aku terisak dipelukan anakku

“Kenapa…kenapa kau tak pernah bicara sama ibu kalau mereka telah melakukan uji nyala, mereka lebih cantikkan daripada ibu..?”

“Karena aku tak mau membuat hati ibu terluka, sudah cukup banyak penderitaan ibu selama ini, aku tak mau menambahkan lagi. Mereka selingkuhan-selingkuhan ayah kerap ayah bawa menghadapku untuk di uji nyala seperti Kalsium yang menghasilkan warna merah bata, Stronsium yang menghasilkan warna merah tua atau Barium yang menghasilkan warna hijau kekuningan atau unsur-unsur selingkuhan ayah yang lainnya yang lebih unik warnanya, jujur mereka memang cantik tapi dimata HCl anakmu ini, kecantikan mereka tak sebanding dengan kecantikan ibu, hati ibu sangat cantik lebih cantik dari unsur manapun”

Akupun tersenyum “Terimakasih kau sangat menyayangi ibu nak”

“Ibu…,kadang aku tak mengerti seberapa banyak sih cinta ibu untuk ayah?apa sih yang membuat ibu harus terus bertahan dengan semua ini?bukankah dihati ibu yang paling dalam ibu itu sangat membenci ayah, bukan mencintainya”

“Kau belum mengerti sayang. Lawan benci itu bukan benci tapi tidak peduli. Dan ibu sangat peduli terhadap ayah kamu, makanya ibu masih bertahan menunggunya “

November 2009

Aku kira setelah HCl lahir Khlor benar-benar telah berhenti dengan sifat selingkuhnya itu, tapi ternyata tidak. Dia masih suka jalan dengan saudara-saudara klan jauhku seperti Kalsium, Stronsium, Barium dan yang lainnya. Apa aku harus berbagi cinta Khlor dengan saudara-saudara klan jauhku itu?? Oh….tidak, tak seorangpun boleh memiliki Khlor kecuali aku istrinya.

Rasanya aku mengerti kenapa Kalsium belum mau melepaskan Khlor meskipun dia sudah menikah dengan Karbonat karena mungkin dulu dia sakit hati padaku. karena Karbonat pernah menjadi kekasihku. Hmmm….sekarang perasaan Karbonat padaku seperti apa ya?apa masih seperti dulu…??bagaimana kalau dia kuajak jalan saja, sekalian buat memberi pelajaran pada Khlor dan Kalsium kalau Karbonat itu masih ada hati sama aku.

Dan hari itu pun tiba. Aku jalan bersama Karbonat (Na2CO3) berencana menghilangkan kesadahan pada air-air manusia, sengaja aku jalan ke rumahnya air karena biasanya Khlor ma Kalsium (CaCl2), Magnesium ma Sulpat (MgSO4) nongkrong disana.

“Kau…! Berani-beraninya selingkuh di belakangku!” teriak Kalsium pada suaminya Karbonat ketika kami baru saja sampai dirumahnya air

“Kamu sendiri disini ngapain?sama suami orang lagi” balas Karbonat

“Aku…., “jawab Kalsium sambil menatap kearahku

“Kenapa kau melakukan semua ini Kal?aku dan Karbonat sudah tidak seperti dulu lagi, tapi kenapa kau masih mendekati suamiku”tanyaku perlahan

“Karena aku benci kamu nat, iri sama kamu, meskipun Karbonat sudah jadi suamiku tapi didepanku dia selalu saja memuji-muji kamu, selalu saja membayangkan kamu, dia masih mencintai kamu, meskipun dia bersamaku tapi hatinya ada bersamamu” katanya sambil menangis. Akupun tertegun. Jadi alasan sebenarnya seperti itu, karena semua itu dia tidak mau lepas dari suamiku Khlor.

Karbonat merengkuh tubuh istrinya “Maafkan aku kal, kalau sikapku itu sangat menyakiti hatimu. Aku bersikap seperti itu karena aku ingin tahu sebenarnya hatimu itu untuk siapa, Khlor atau aku. Tapi mendengar bicaramu barusan aku tahu jawabannya kalau kau sebenarnya sangat mencintaiku”

Aku iri melihatnya dan kualihkan penglihatanku pada Khlor suamiku dia menunduk tak mau menatapku

“Khlor” ucapku perlahan

“ Maafkan aku Nat..”katanya perlahan masih menunduk. Aku mendekatinya dan mengangkat dagunya, kulihat matanya berkaca-kaca

“Kau tak perlu bicara seperti itu lagi, karena kau juga tahu aku pasti memaafkanmu Khlor”kataku sambil memeluknya dan akupun mulai merasa lelah dengan semuanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar